SEBUAH TANTANGAN
Memberi kesempatan kepada anak-anak pandai dari keluarga tak mampu untuk bersekolah hingga perguruan tinggi adalah upaya yang kompleks. Berlapis hambatan mesti diatasi. Anak-anak tersebut, meski pandai dan berbakat memimpin, tak pernah berpikir untuk masuk universitas. Latar belakang sosial telah memaksa mereka sadar diri untuk tidak bercita-cita muluk.
Kalaupun mereka terinspirasi masuk universitas, modal pendidikan sekolah menengah umum yang dimiliki tak mencukupi untuk lulus ujian penerimaan. Selain belajar di sekolah, anak-anak dari keluarga mampu ditempa bimbingan belajar yang fokus memberi tips menaklukkan ujian
masuk. Anak-anak pandai dari keluarga miskin—hanya bermodal pelajaran sekolah--sulit bersaing.
Seandainya ”keajaiban” bisa membuat si anak miskin diterima di perguruan tinggi, ia menghadapi masalah biaya. Meski tersedia banyak beasiswa, anak tersebut tetap harus memiliki dana tambahan guna menopang hidup sehari-hari, membeli buku, kursus bahasa Inggris, dan sebagainya. Di luar masalah dana, anak ini menghadapi masalah penyesuaian diri dengan lingkungan kampus dan kota metropolitan. Ia bisa jadi menghadapi kendala dalam pergaulan sosial dengan teman-teman kuliahnya yang berasal dari keluarga berada.
Namun demikian, membuka akses anak-anak dari keluarga tak mampu terhadap pendidikan tinggi adalah keharusan--dan mungkin dilakukan. Inilah tantangan yang dihadapi setiap masyarakat dalam mewujudkan keadilan sosial.
Pendidikan merupakan sarana pergerakan vertikal (sosial dan ekonomi) paling efektif. Pendidikan universitas tak sekedar berdampak pada masa depan anak tak mampu tersebut. Pendidikan—dan pekerjaan layak yang diperolehnya kelak—akan membantu ekonomi keluarga. Lebih jauh, lulusan perguruan tinggi tersebut akan menjadi agen perubahan bagi lingkungan
sosial asalnya.
Kita menyadari ketidakadilan—dan ujian Tuhan—paling mendasar adalah kenyataan bahwa seorang anak dilahirkan dari keluarga miskin atau keluarga kaya. Ia tak pernah bisa memilih posisi awal yang akan banyak menentukan masa depannya. Masyarakat bertugas menemukan solusi atas tantangan ini. Kita, bersama-sama, harus memungkinkan—atau paling tidak menginspirasi—bahwa semua anak Indonesia memiliki kesempatan sama untuk maju dan menyumbangkan kerja serta karya kepada masyarakat sekitarnya.
Kerugian besar bagi suatu bangsa yang tak mampu mendorong anak-anak paling berbakat dan terpandainya untuk mendapat pendidikan terbaik sehingga dapat sepenuhnya menjadi pemimpin kreatif yang ikut memajukan masyarakat dan bangsanya.
BEASISWA ITB UNTUK SEMUA
Beasiswa ITB Untuk Semua adalah program beasiswa ambisius yang hendak benar-benar memberi kesempatan kepada anak-anak tak mampu untuk kuliah di sekolah terbaik di negaranya. Ia berupaya ikut memotong lingkar kemiskinan. Program ini adalah sebuah "affirmative action" yang dipelopori perguruan tinggi dan para alumninya.
Dari segi jumlah, beasiswa ini berambisi mengisi 10% dari mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (jadi, sekitar 300 orang) dengan anak-anak pandai dan berbakat pemimpin dari keluarga berpenghasilan di bawah Upah Minimum Regional. Beasiswa ini akan membiayai uang kuliah dan kehidupan selama penerima beasiwa menempuh studi.
Info Donasi: http://www.itbuntuksemua.com/donatur
Rekening SKD ITB:
* BNI Cabang ITB
No.28680915 a.n. SKD-ITB
* Bank Mandiri Cabang Siliwangi Bandung
No. 130-000-4385301 a.n. SKD Peduli ITB
* Bank BRI Cabang ITB
No. 0593-01-000009-30-0 a.n. Satuan Kekayaan dan Dana (SKD) - ITB
* Bank Niaga Cabang Lembong Bandung
No. 026-01-08480-00-5 a.n. Institut Teknologi BandungQQ. Satuan
Kekayaan dan Dana (SKD) ITB
* Bank Bukopin Cabang ITB
No. 1003663-09-1 a.n. Satuan Kekayaan dan Dana (SKD) - ITB
* Bank Niaga Syariah
No. 520-01-00160-00-4 a.n. SKD Institut Teknologi Bandung
10 June 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment